Nutrisi Urine sapi
Sistem budidaya secara
organik kini telah menampakan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti
tetapi ditingkat petani masih terbatas yang menerapkannya. Begitu juga
penerapan budidaya secara hidroponik. Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman
tampa menggunakan media tanah sebagai media tumbuhnya. Sistem hidroponikpun
mempunyai kelemahan dalam pembiayaan awal dan operasinya. Sehingga
hidroponikpun kurang berkembang di masyarakat tani. Menurut hasil laporan
Trubus (2002) sistem hidroponik sangat mahal, terutama untuk pemberian nutrisi
tanamanannya (70 % biaya produksi digunakan untuk hal ini.) . Dilain pihak
produksi yang rendah disebabkan beberapa hal, yaitu banyak petani yang belum
menerapkan cara budidaya yang baik, seperti penggunaan pupuk yang kurang
berimbang, perawatan yang kurang intensif dan salah perhitungan waktu tanam..
Nutrisi alami belum banyak
dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat secara luas, sedangkan untuk pupuk
telah lama digunakan petani. Pupuk atau nutrisi ini berasal dari kotoran hewan,
seperti ayam, kambing, kerbau, kuda, babi, dan sapi. Kotoran tersebut dapat
berupa padat dan cair (urine ternak) dengan kandungan zat hara yang berlainan.
Pupuk kandang cair jarang digunakan, padahal kandungan haranya lebih banyak.
Hal ini disebabkan untuk menampung urine ternak lebih susah repot dan secara
estetika kurang baik - bau (Phrimantoro, 1995).
Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya
adalah Anty ( 1987 ) melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang
tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA.
Karena baunya yang khas urine ternak juga
dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat
berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Phrimantoro, 1995).
Lingga, (
1991) melaporkan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat pada beberapa
kotoran ternak padat dan cair dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.
Table 1. Jenis dan
kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair
Nama ternak dan bentuk
kotorannya
|
Nitrogen
(%)
|
Fosfor (%)
|
Kalium (%)
|
Air (%)
|
Kuda –padat
|
0.55
|
0.30
|
0.40
|
75
|
Kuda –cair
|
1.40
|
0.02
|
1.60
|
90
|
Kerbau –padat
|
0.60
|
0.30
|
0.34
|
85
|
Kerbau –cair
|
1.00
|
0.15
|
1.50
|
92
|
Sapi –padat
|
0.40
|
0.20
|
0.10
|
85
|
Sapi –cair
|
1.00
|
0.50
|
1.50
|
92
|
Kambing –padat
|
0.60
|
0.30
|
0.17
|
60
|
Kambing –cair
|
1.50
|
0.13
|
1.80
|
85
|
Domba –padat
|
0.75
|
0.50
|
0.45
|
60
|
Domba –cair
|
1.35
|
0.05
|
2.10
|
85
|
Babi – padat
|
0.95
|
0.35
|
0.40
|
80
|
Babi –cair
|
0.40
|
0.10
|
0.45
|
87
|
Ayam –padat
dan cair
|
1.00
|
0.80
|
0.40
|
55
|
Sumber
: Lingga, 1991
Keunggulan uriferm adalah larut dalam air 100% dan
sangat cocok untuk diaplikasikan pada sistem irigasi mikro, karena tidak akan
meninggalkan sedimen pada sistem jaringan irigasi. Uriferm mengandung semua
unsur hara, baik unsur makro maupun unsur mikro, sehingga kebutuhan
tanaman akan unsur hara dapat dipasok dari uriferm. Uriferm diproses dengan cara yang
sederhana dan tidak membutuhkan peralatan yang khusus dalam proses pembuatanya.
Uriferm dapat disimpan dalam jangka
waktu lama dan tidak menimbulkan
pengendapan yang berlebihan waktu dalam penyimpanannya.
Urine sapi hasil
fermentasi (Stock solution)
mengandung unsur hara dengan konsentrasi relatif tinggi sebaiknya tidak
langsung diberikan ke tanaman, tapi harus diencerkan lebih dahulu.
Cara pemberian
uriferm dapat disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Untuk tanaman yang masih
kecil larutan diencerkan 1: 200, sedangkan tanaman yang sudah besar di encerkan
1 : 100, atau dapat juga di lihat dari nilai pH dan Ec hasil pengenceran. Nilai
pH hasil pengenceran 5,5 – 7. Atau untuk tanaman masih kecil Ec 1 – 1,5
mmhos/cm dan untuk tanaman yang sudah besar Ec 2-3 mmhos/cm.
Urine sapi yang di tampung
dari sapi difermentasi secara anaerob dengan proses sebagai berikut; urine
ditakar, dimasukkan dalam jerigen plastik sampai penuh ditambahkan kotoran
sapi yang segar sebagai aktivator, dengan perbandingan satu liter urine : lima
gram kotoran sapi segar kemudian ditutup
rapat (usahakan kedap udara). Selanjutnya dibiarkan selama 7 hari. Urine sapi
hasil fermentasi disebut dengan larutan pupuk (stock solution).
Tabel 2. Beberapa
sifat kimia urine sapi
Unsur
|
Satuan
|
Non fermentasi
|
Fermentasi
|
Encer 1 : 100
|
Encer 1: 200
|
pH
|
5.61
|
8.30
|
7.64
|
6.58
|
|
DHL
|
μmhos/cm
|
3000
|
20000
|
1000
|
980
|
N
|
mg/l
|
97.200
|
120.200
|
85.302
|
80.123
|
P
|
mg/l
|
0.396
|
0.457
|
0.172
|
0.079
|
K
|
mg/l
|
65.102
|
112.301
|
58.412
|
25.487
|
Ca
|
mg/l
|
0.140
|
2.000
|
0.122
|
0.081
|
Na
|
mg/l
|
57.101
|
62.912
|
54.219
|
35.210
|
Mg
|
mg/l
|
0.515
|
0.726
|
0.462
|
0.311
|
B
|
mg/l
|
0.084
|
0.092
|
0.068
|
0.021
|
Cl
|
mg/l
|
1404.561
|
3323.97
|
154.952
|
90.124
|
Sumber : Naswir (2008)
Nutrisi Urine sapi
Reviewed by Ginting free Blog
on
10.51
Rating:
Bisa minta tolong mengenai pustaka lengkap Lingga 1991 tentang kandungan zat hara kotoran padat dan cair pada sapi?
BalasHapusTerima Kasih.