TEKNIK PEMBERIAN AIR IRIGASI (IRRIGATION APPLICATION)
Penyelamatan tanah, air dan hutan akhir-akhir
ini menjadi topik utama di semua belahan dunia. Kekhawatiran akan menurunnya
daya dukung lingkungan hidup serta timbulnya bencana akibat dari rusaknya hutan
sebagai salah satu unit pengkonservasi tanah dan hutan menjadi momok yang
sangat menakutkan di sebagian besar negara.
Kerusakan hutan sebagai salah satu unit
konservasi air perlu ditindaklanjuti, mengingat air adalah kebutuhan primer
bagi setiap makhluk hidup. Sumber air yang terdapat di bumi harus kita jaga,
mengingat peran penting dari air. Terdapat berbagai macam sumber air yang
tersedia di permukaan bumi, namun tidak semua dari sumber itu dapat digunakan
dan dieksploitasi untuk kebutuhan makhluk hidup dan juga untuk irigasi.
Mengetahui sumber air untuk irigasi sangat diperlukan untuk meminimalisasi
terjadinya bencana alam akibat kesalahan pemilihan sumber air unutuk irigasi.
Irigasi adalah suatu seni yang sudah tua, teknik
sudah digunkan berabad-abad lalu sebagai salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan pokok manusia. Hingga saat ini irigasi masih digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup (dalam hal ini yang
paling utama adalah pertanian)
Berdasarkan data yang kami temukan ternyata
pertanian adalah salah satu sektor yang paling bergantung pada air irigasi.
Sekitar 70% areal persawahan untuk menghasilkan luaran yang optimum menggunakan
irigasi sebagai sumber pengairannya.
Dengan mengetahui sumber air yang digunakan
untuk irigasi mahasiwa dan pembaca lain dapat memilih dan memilah jenis sumber
air yang layak untuk irigasi sehingga tidak mengganggu kestabilan alam serta
untuk menambah pengetahuan penyusun mengenai sumber air untuk irigasi.
Pengertian Irigasi
Irigasi secara umum didefinisikan sebagi
penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman (Vaughn E. Hanson dkk. Dasar-Dasar dan Praktik
Irigasi, 1984).
Irigasi adalah penyaluran air yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan mendistribusikannya secara
sistematis. Perancangan irigasi disusun terutama berdasarkan kondisi
meteorologi di daerah yang bersangkutan dan kadr air yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman (Suyono Sosrodarsono. Hidrologi untuk Pengairan. 1977).
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuatan bangunan
air untuk menunjang usaha pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan (Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan
dan Air, 2009).
Irigasi merupakan suatu sistem yang tidak bersifat mandiri,
melainkan saling bekaitan dengan sistem lainnya yang lebih luas. Sebagai contoh
irigasi sebagai unit produksi merupakan subsistem dari pertanian dan merupakan
unit hidrologis dari subsistem Daerah Aliran Sungai (DAS). (Efendi Pasandaran
dan Donald C. Taylor, 1982).
Sedangkan irigasi berdasarkan keputusan menteri no. 32 tahun 2007
irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
Pembahasan mengenai irigasi tidaklah terlepas dari air,
berdasarkan peraturan mentri no.32 tahun 2007 disebutkan bahwa air adalah semua
air yang terdapat pada, di atas, di atas ataupun di bawah permukaan air
termasuk dala pengertian ini air permukaan, air tanah air hujan, dan air laut
yang berada di darat.
Terdapat berbagai macam sumber air di permukaan bumi
yaitu:
1.
Presipitasi, air yang berasal dari awan
karena kondisi sudah jenuh.
2.
Air atmosfer selain presipitasi pada beberapa
negara memilki kontribusi yang penting dalam sumber air sebagai penyokong hidup
tanaman, sebagai contoh di padang pasir najib embun berperan sangat penting
dalam pertumbuhan anggur pada musim panas.
3.
Air banjir (air tadah hujan) dalam keadaan
tertentu air tadah hujan befungsi seperti semacam irigasi yang tidak disalurkan
manusia. Ketika menggenangi tanah air tersebut diserpa oleh tanah dan ditampung
untuk selanjutnya digunakan oleh tanaman.
4.
Air tanah adalah air yang berada di bawah
permukaan tanah yang disimpan dalam rongga tanah.pergerakan air tanah ke
permukaan terjadi karena adanya kapilarisasi dari permukaan tanah.
5.
Irigasi
Kegagalan dalam memperhitungkan kelima sumber diatas dan
proporsi untuk masing-masing tanaman akan menyebabkan gagalnya suatu rancangan
irigasi.
Pengertian sumber air
secara khusus adalah sebagai tempat atau wadah air alami ataupun buatan yang
terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah (Direktorat Jenderal
Pengelolaan Lahan dan Air, 2009).
Sedangkan pengertian
sumber air irigasi adalah tempat atau wadah air alami maupun buatan yang
terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah yang digunakan untuk
irigasi (Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, 2006).
Tujuan Irigasi
Tujuan irigasi secara
umum adalah untuk:
1. Menambah air kedalam tanah
untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
2. Menyediakan jaminan panen
pada saat musim kemarau yang pendek
3. Mendinginkan tanah dan
atmosfer, sehingga menimbulkan kondisi lingkungan yang baik untuk pertumbuhan
tanaman.
4. Mengurangi bahaya
pembekuan.
5. Mencuci dan mengurangi
garam dalam tanah.
6. Mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Melunakan pembajakan dan gumpalan tanah.
8. Memperlambat pembentukan tunas dengan pendinginan
karena penggumpalan.
Sedangkan tujuan irigasi secara spesifik
adalah untuk mengambil air dari sumbernya (diverting), membawa atau
mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying),
mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), dan mengatur serta
mengukur aliran air (regulating and measuring).
Konsep irigasi yang akan diterapkan harus sesuai
dengan keadaan lingkungan. Berdasarkan
ketersediaan air irigasi, konsep irigasi dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Irigasi aliran kontinue, pemberian air irigasi
secara terus menerus biasa diterapkan di daerah dengan kondisi air irigasi
melimpah.
2. Irigasi putus-putus, pemberian air irigasi secara
berkala dengan interval tertentu disesuaikan dengan kebutuha tanaman biasa
diterapkan pada lahan dengan kondisi air irigasi kurang atau tidak berlimpah.
3. Irigasi aliran balik, penggunaan iar irigasi
secara berulang biasa dilakukan di daerah dengan kondisis air irigasi sangat
kurang.
Pemberian air irigasi dapat dilakukan dengan lima cara
yaitu dengan cara penggenangan (flooding), menggunakan alur besar atau kecil,
mengguanakan air bawah tanah sebagai subirigasi sehingga air permukaan tanah
naik, penyiraman (sprinkling) dan sistem cucuran (trickle).
Macam-macam Irigasi
Secara garis besar sumber irigasi terdiri
dari dua macam menurut sumbernya yaitu:
1. Air permukaan
Air permukaan adalah semua sumber air yang
berada di permukaan tanah seperti danau, sungai, air laut, air terjun dan
lain-lain. Sumber air sendiri didefinisikan sebagai tempat atau wadah air alami
ataupun buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah.
a. Sungai, pengembangan sungai
yang ekstensif dapat dicapai dengan cara pemompaan atupun dengan cara
menggunakan kincir baik itu kincir angin maupun kincir air untuk mengangkat
permukaan air ke tanah yang lebih tinggi untuk keperluan irigasi. Selain itu
pembuatan saluran baru dari sungaipun bisa dijadikan sebgai alternatif untuk
pembuatan irigasi sebagai sumber pengairan.
b. Air asin (laut),
netralisasi air asin dengan teknologi tertentu unutuk kebutuhan makhluk hidup
sehingga pada suatu saat air netralisasi dari air asin dapat digunakan sebagai
salah satu sumber air untuk irigasi.untuk keperluan irigasi sendiri air asin
yang dikonversi tidaklah harus murni, boleh mengandung garam dengan konsentrasi
yang masih dapat ditolelir oleh tanaman.
c. Terjunan air (air terjun)
merupakan air permukaan yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai air
irigasi.Terjunan air seperti ini pada umumnya belum termanfaatkan secara
optimal karena kendala teknologi dan pengetahuan.Jika sumber ini dimanfaatkan dengan menggunkana teknologi
seperti pembuataan bak penampungan, ataupun dibuat saluran terbuka maka ir
dapat dimanfaatkan untuk pengairan tanaman pangan, hortikultura serta tanaman
perkebunan.
d. waduk atau bendungan merupakan air permukaan yang
merupakan bangunan yang dibangu untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air
apabila aliran alami suatu sungai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan irigasi.
Kapasitas suatua wadu ditentukan oleh keadaan alami dari ngarai atau lembah
dimana air akan ditampung, ketinggiannya akan hampir sama dengan bendungan yang
dibuat untuk menampung sejumlah air. Untuka bendungan dalam skala besar
persediaan air yang ditampung akan membantu tidak saat musim tertentu saja
namun silihat dari aspek ekonomi pada pertanian skala rendah tidak terlalu
menguntungkan.
2. Air
tanah
Air tanah adalah air yang berasal dari
akuifer yang airnya pernah berhubungan dengan atmosfer. Akuifer adalah lapisan
dengan formasi geologis yang mengandung air dan mampu memindahkan iar dari satu
titik ke titik lain dalam jumlah yang mencukupi untuk pengembangan ekonomi.
Secara praktikal, pemanfatan air tanah untuk irigasi dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian:
(a) Sebagai suplesi
pada saat terjadi kekurangan air
(b) Sebagai sumber
air utama
Berdasarkan sumber pembentukannya air tanah
dibedakan menjadi tiga yaitu meteorik (air tanah yang berasal dari air hujan
dan mebentuk air tanah dengan proses infiltrasi), connate water (
air yang tersekap dalam pori batuan dan biasnya banyak mengandung garam),
dan juvinle water (air yang terbentuk akibat dari proses kimia
dalam tanah).
Pengendapan waduk, ketersediaan lokasi
penampungan air tanah permukaan menjadi masalah baru dan hal ini mempengaruhi
pengembangan air tanah baik secara ekstensif maupun intensif. Pemompaan air
dari sumber bawah tanah adalah salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi. Sekalipun demikian pengendalian air tanah adalah hal yang harus
dipertimbangkan dalam upaya pemenuhan irigasi. Pengambilan air tanah harus
memperhatikan unsur safe yield. Safe yield adalah debit air
tanah yang dapat diambil bagi keperluan manusia tanpa menguras persediaannya
sampai batas tertentu yang dianggap ekonomis.
Air tanah yang berpotensi untuk sumber irigasi adalah air tanah
dalam. Air tanah dalam adalah air yang berada di dalam lapisan tanah atau
batuan di bawah permukaan tanah dengan kedalaman > 60 meter. Air tersebut
terdapat dalam ruang pori dalam lapisan tanah atau batuan yang
mengandung air jenuh (akuifer).
Untuk memanfaatkan tanah sebagai sumber irigasi diperlukan upaya
pengangkatan dari air dari sumbernya ke permukaan serta penyalurannya ke lahan
usaha tani. Terdapat empat komponen penting yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan irigasi yang bersumber dari air tanah dalam yaitu:
1. Sumur, sumur
dibuat sebagai tempat penampungan dari air tanah dalam dengan kedalam lebih
dari 60 meter dari permukaan tanah.
2. Pompa air dan
perlengkapannya, pompa air digunakan untuk mengangkat air dari sumur ke permukaan
tanah.
4. Jaringan air
irigasi tanah, jaringan ini dibuat untuk engalirkan air dari pompa ke lahan
usaha tani
Menurut pengambilan
airnya irigasi permukaan
dibagi menjadi :
1. Pengambilan gravitasi
2. Pompa
Menurut cara
pengalirannya :
1. Saluran terbuka (open
channel)
2. Jaringan pipa (pipe
network)
Menurut cara distribusi
di lahan:
1. Irigasi permukaan
2. Irigasi curah
3. Irigasi tetes
.
TEKNIK PEMBERIAN AIR IRIGASI (IRRIGATION APPLICATION)
Reviewed by Ginting free Blog
on
01.13
Rating:
Tidak ada komentar: