Budidaya Tanaman Jahe
Tanaman Jahe |
Jahe merupakan salah satu dari bermacam jenis tanaman obat tumbuhan berrumpun. adapun tanaman Jahe berasal dari Benua Asia Pasifik yang tersebar luas dari negara India sampai ke negara Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini ( Bangsa India dan bangsa Cina ) disebut sebagai bangsa yang pertama kali menggunakan, memperkenalkan dan memanfaatkan jahe sebagai bahan minuman, bumbu masak serta obat-obatan tradisional.
adapun Tanaman Jahe tergolong dalam suku temu-temuan yang dikenal dengan bahasa latin Zingiberaceae, Satu famili temu - temuan yang sama seperti jahe antara lain seperti kencur (Kaempferia galanga),lengkuas (Languas galanga), temu hitam (Curcuma aeruginosa), temu lawak (Cucuma xanthorrizha), kunyit (Curcuma domestica), dan lain-lain. sebutan untuk tanaman jahe memiliki beberapa nama sebutan antara lain sipodeh (Minangkabau), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), halia (Aceh), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai dari bahasa Madura, melito dari bahsa Gorontalo, geraka bahasa Ternate, dan lainnya tergantung bahasa asal tiap daerah masing masing.
Klasifikasi Tanaman Jahe
adapun klasifikasi dari Tanaman Jahe sebagai berikut :
Divisi ;Spermatophyta
Sub-divisi ;Angiospermae
Kelas ;Monocotyledoneae
Ordo ;Zingiberales
Famili ;Zingiberaceae
Genus ;Zingiber
Species ;Zingiber officinale
Deskripsi
Ternasuk berbatang semu dengan ukuran tinggi 30 cm sampai 1 m, apabila rimpang dipotong akan berwarna kuning atau jingga. Memiliki daun sempit dan berukuran panjang 15 hingga 23 mm, dan lebar 8 sampai 15 mm ; adapun untuk tangkai daun berbulu panjang 2 hingga 4 mm ; memilki bentuk daun seperti lidah dimana panjangnya 7,5 sampai 10 mm dan tidak berbulu dan agak berbulu pada selubang daun.
Perbungaan berupa malai yang tersembul keluar permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga pada tanaman ini hampir tidak memilki berbulu berukuran panjang 25 cm dan rahis berbulu jarang ; terdapat 5 – 7 buah sisik pada gagang dan berbentuk lanset,dimana letaknya berdekatan atau rapat dengan ukuran panjang sisik 3 – 5 cm; untuk daun pelindung berbentuk bundar seperti telur terbalik pada ujung tanaman dan tidak berbulu,memilki warna hijau cerah dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 1sampai 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 samapi 2,5 cm dimana helainya agak sempit dan berbentuk tajam, memilki warna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu dan hitam ( gelap ), memilki bintik-bintik bewarna putih kekuningan dengan panjang 12 mm hingga 15 mm dan untuk kepala sari berwarna ungu, dengan ukuran panjang 9 mm (pada tangkai putik terdapat 2 buah )
Jenis Tanaman
Tanaman Jahe dibedakan menjadi 3 jenis ddasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. ada 3 jenis varietas tanaman jahe yang dikenal yaitu:
- Jahe gajah atau jahe badak dengan ciri-ciri bewarna kuning dan besar. ukuran dan ruas rimpangnya lebih besar dibandingkan 2 varietas lainnya, untuk pengolahan jenis jahe ini baik pada saat umur muda maupun tua.
- Jahe sunti atau jahe emprit disebut juga dengan jahe kuning kecil memilki Ruas kecil, ciri jahe ini berukuran kecil namun bergembung dan sangat baik digunakan/dipanen pada saat umur jahe sudah tua. meskipun berukuran kecil tetapi jenis jahe ini memilki kandungan minyak astiri yang jauh lebih banyak dibanding jenis jahe gajah sehingga rasanya sedikit lebih pedas, dan juga jahe ini memilki serat yang tinggi dimana cocok untuk digunakan sebagai ramuan obat-obatan dan bagus untuk diekstrak minyak asitrinya.
- Jahe merah. Jenis jahe ini sangat mudah dikenali karena perbedaan warna yang mencolok dengan 2 jenis jahe lainnya. untuk kandungan dan ukuran jahe merah sama halnya dengan jahe kecil atau jahe sunti
Manfaat Tanaman
Tanaman Jahe banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masak dapur, penambah aroma masakan dan rasa pada makanan seperti biskuit, kue, roti, kembang gula dan berbagai jenis minuman lainnya. Tanaman Jahe juga dapat dijadikan sebagai ide bisnis pada industri minyak wangi, industri jamu tradisional, industri obat, industri makanan seperti asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. saat ini perkembangan jahe digunakan sebagai bahan pestisida alami oleh para petani cabe. Perdagangan jahe dijual dalam bentuk kondisi segar maupun kering, jahe bubuk dan awetan jahe.
Disamping itu banyak terdapat hasil pengolahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Dibidang pharmakologi jahe digunakan sebagai bahan obat peluruh kentut, obat anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti penyakit rematik, serta sebagai obat peransang pengeluaran getah empedu lambung
Sentra Penanaman
Penanaman jahe dapat dilakukan di kebun atau dipekarangan rumah wilayah indonesia. Karena manfaat yang begitu besar perkebangan tanaman jahe sudah mendunia dimana beberapa negara seperti seperti negara yunani, jamaika, mesir, jepang dan cina sudah membudidayakan tanaman ini. adapun jahe yang memilki kualitas terbaik berasal dari negara jamaika sedangkan negara india produsen terbesar tanaman jahe didunia yaitu lebih dari 50 % dari produksi jahe dunia.
Syarat Tumbuh
1. Iklim
- Pada curah hujan yang memilki antara 2.500 hingga 4.000 mm/tahun.
- Di Budidayakan pada tempat yang terbuka karena tanaman jahe sangat membutuhkan sinar matahari ketika umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih.
- Suhu udara optimum yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman jahe yaitu antara 20-35 oC.
- Disarankan agar menanam jahe ditempat tanah yang memiliki kandungan hara baik dan tanah subur.
- Ukuran Tekstur tanah yang baik dan cocok adalah tekstur tanah liat berpasir, lempung berpasir, dan tanah laterik.
- Tanaman Jahe sangat baik tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian lokasi sekitar 0 hingga 2.000 m dpl ( diatas permukaan laut ).
- Sedangkan Di Negara Indonesia umumnya jahe ditanam pada lokasi dengan ketinggian 200 hingga 600 m dpl.
Pembibitan
1. Persyaratan Bibit
Bibit yang digunakan merupakan bibit berkualitas dimana telah memenuhi syarat mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), mutu genetik, dan mutu fisik bibit baik yang tahan dan bebas terhadap hama dan penyakit.
Oleh karena itu beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pembibitan jahe gajah, kecil maupun merah antara lain:
a. Bahan bibit yang digunakan diambil langsung dari jahe yang baik berasal dari kebun (bukan dari pasar).
b. Bahan bibit dipilih dan berasal dari tanaman jahe yang sudah tua berkisar 9-10 bulan umurnya.
c. bahan bibit merupakan bahan bahan tanam yang memilki kualitas baik tidak memilki lecet pada rimpangnya.
2. Teknik Penyemaian Bibit
Agar pertumbuhan bibit seragam maka terlebih dahulu dikecambahkan jangan langsung ditanam. untuk penyemaian bibit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Penyemaian dengan Peti kayu dan penyemaian dengan bedengan.
a. Penyemaian pada peti kayu
Jemur rimpang jahe yang baru dipanen tetapi kondisi rimpang tidak terlalu kering kemudian simpan sekitar 1 hingga 1,5 bulan lamanya dengan kondisi udara penyimpanan baik. setelah penyimpanan rimpang tersebut dipatahkan menjadi beberapa bagian dimana setiap bagian memilki 3-5 mata tunas dan dijemur kembali selama setengah hingga 1 hari. selanjutnya ptongan bagian bakal bibit dibungkus dengan karung beranyam jarang namun terlebih dahulu bakal bibit diberi larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh selama 1 menit dan dikeringkan kembali Setelah itu rimpang dimasukkan kedalam peti kayu yang telah kita buat. Pada dasar peti kayu diletakkan bakal bibit jahe kemudian diatasnya diberi abu gosok atau bisa juga sekam padi, perlakukan ini dilakukan hingga batas peti kayu dan posisi paling atas berupa abu gosok/sekam padi dan setelah berumur 2-4 minggu bibit jahe disemai.
b. Penyemaian pada bedengan
Membuat pondok penyemaian dengan ukuran 10 x8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha) tetapi apabila bibit yang akan ditanamn <1 ton ukuran pondok penyemaian dapat disesuaikan dengan kondisi lahan. Pembuatan bedengan dibuat pada pondok penyemaian dengan menumpukkan jerami setebal 10 cm. Pada bedengan Jerami rimpang bakal bibit disusun rapi kemudia ditutup kembali dengan jerami, perlakuan ini terus menerus diulangi hingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang bakal bibit dengan bagian atas berupa jerami. Agar pertumbuhan bibit pada bedengan baik maka perlu dilakukan penyiraman dan penyemprotan bahan fungisida setiap hari. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. kemudian dilakukan pemilihan bibit bertunas agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah dan Bibit hasil seleksi itu patahkan menjadi beberapa bagian potongan dengan 3-5 mata tunas dan tiap bagian potongan seberat 40-60 gram.
3.Penyiapan Bibit
Terlebih dahulu dilakukan Pemberian larutan fungisida pada bibit selama 8 jam agar terbebaskan dari ancaman penyakit dan bibit dijemur kembali selama 2-4 jam setelah itu barulah bibit dapat ditanam.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan Lahan
Persiapan lahan meliputi pemberian kapur untuk menyeimbangkan keasaman tanah.
2) Pembukaan Lahan
Tanah terlebih dahulu diolah dengan dibajak menggunakan cangkul atau mesin bajak ( tanaman skala besa ) sedalam kurang lebih dari 30 cm agar kondisi tanah menjadi gembur dan terbebas dari tumbuhan pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari ( Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur maka dapat dilakukan pengolahan tanah lagi dengan rentang waktu 2-3 minggu sebelum tanam (sekaligus pemberian pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg).
3) Pembentukan Bedengan
Pembuatan bedengan dengan ukuran tinggi 20-30cm, untuk lebar (80-100cm) pada kondisi lahan jelek sedangkan untuk anjang-anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada.
4) Pemberian Kapur ( Pengapuran )
Pada kondis tanah dengan jumlah pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara yang terdapat didalamnya, Terutama unsur hara fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam kondisi tidak tersedia atau sulit untuk diserap. Kondisi tanah yang masam seperti ini dapat menjadi media atau tempat perkembangan beberapa cendawan ( jamur ) penyebab terjadinya penyakit fusarium sp dan penyakit pythium sp. Pengapuran ini juga berfungsi untuk menambah unsur hara kalium yang mana sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan beberapa bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar tanaman, mempertebal struktur dinding sel buah dan merangsang sel pembentukan biji.
adapun tingkat derajat keasaman dan cara mengendalikannya seperti berikut :
- Tingkat Derajat keasaman < 4 (paling asam): Dibutuhkan dolomit sebanyak > 10 ton/ha.
- Tingkat Derajat keasaman 5 (asam): Dibutuhkan dolomit sebanyak 5.5 ton/ha.
- Tingkat Derajat keasaman 6 (agak asam): jumlah dolomit yang dibutuhkan sebanyak 0.8 ton/ha.
1) Penentuan Pola Tanaman
Pola Penanaman Jahe dapat dilakukan secara monokulur ata tumpang sari.
Penanaman secara monokultur mampu memberikan hasil yang tinggi tetapi petani jahe lebih menyukai penanaman secara tumpang sari karena dengan cara ini :
- Petani dapat meminimalkan resiko kerugian akibat naik turun harga jahe
- Menekan biaya tenaga kerja untuk pemeliharaan tanaman
- Meningkatkan produktivitas lahan dimana semua lokasi lahan dapat menghasilkan keuntungan selain tanaman jahe.
- Menekan pertumbuhan gulma sehingga struktrur, fisik, dan kondisi tanah terjaga.
2) Pembutan Lubang Tanam
Pembuatan lubang sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit pada bedengan yang telah dipersiapkan
3) Cara Penanaman
Cara penanaman jahe yaitu dengan cara merebahkan bibit rimpang kedalam lubang tanam.
4) Perioda Tanam
Untuk peroide tanam dilakukan pada awal musim penghujan sekitar bulan September dan Oktober karena tanaman jahe muda sangat memerlukan banyak air.
Pemeliaharaan Tanaman
1) Penyulaman
Dilakukan sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang( tanaman ) yang mati. Penyulaman sebaiknya dilakukan segera mungkin agar pertumbuhan dengan tanaman tua tidak terlalu jauh dan menggunakan bibit yang baik.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung kodisi tumbuhan pengganggu disekitar tanaman jahe namun biasaya nya penyiangan tahap pertama ketika tanaman berumur 2-4 minggu tetapi apabila rimpang jahe mulai besar tidak perlu dilakukan penyiangan, biasanya pada umur 6-7 bulan setelah tanam
3) Pembubunan
Pembubunan merupakan pekerjaan menggemburkan kembali struktur tanah yang padat agar peredaran udara tanah dan air baik. selain itu pembubunan juga bertujuan untuk menutup/menimbun kembali rimpang jahe yang yang timbul ke permukaan tanah dan memperbaiki sistem pengairan agar tanaman tidak tergenang. biasaya pekerjaan ini dilakukan sebanyak 2-3 kali selama periode tanaman jahe dan untuk pembubunan pertama dilakukan ketika tanaman sudah memiliki 3-4 batang semu perumpun.
4) Pemupukan
a. Pemupukan Organik
Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Pada awal pembuatan guludan pupuk kompos organik sangat cocok untuk diberikan sebagai pupuk dasar dengan dosis 60-80 ton/ha dan dicampur merata dengan tanah atau agar lebih hemat dapat diberikan hanya pada tiap lubang tanam dengan jumlah 0.5-1 kg/tanaman. Pemberian pupuk kompos sisipan dilakukan secara bersama dengan pekerjaan pembubunan yaitu pada umur tanaman 2-3 bulan atau 8-10 bulan.
b.Pemupukan Konvensional
Agar Hasil Produksi maksimal maka tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan tambahan yang kedua ketika tanaman sudah berumur 2-4 bulan. Pupuk dasar yang digunakan berupa pupuk organik dengan jumlah 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua pada umur tanaman 4 bulan menggunakan pupuk kandang dan pupuk buatan ( urea dengan dosis 20 gram/pohon, TSP 10 gram/pohon dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha). Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pemberian Pupuk P, N dan K dilakukan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan ketika tanaman sudah berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pemberian Pupuk dengan cara ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau ditanam di sela-sela tanaman.
5) Pengairan dan Penyiraman
Penanaman jahe diusahakan pada awal musim hujan sekitar bulan September, Tanaman jahe tidaklah memerlukan air yang banyak namun pada bedengan perlu diperhatikan kondisi air yang ada apabila bedengan tergenang segera memperbaiki jalur pengairan.
6) Penggunaan Pestisida
Pemakaian bahan pestisida sebaikknya dilakukan yaitu
- Tahap penyimpanan benih/bibit yang akan disemai
- Tahap pemeliharaan tanaman ( dicampur dengan pupuk organik cair atau bahan yang mendorong pertumbuhan tanaman jahe
Budidaya Tanaman Jahe
Reviewed by Ginting free Blog
on
08.56
Rating:
terimakasih atas kunjungannya.,
BalasHapus